Hampir semua organisasi dan perusahaan di dunia mempunyai Standard
Operating Procedure (SOP) sebagai acuan dalam melakukan proses
pekerjaan. Idealnya, SOP disusun berdasarkan prosedur kerja dan
kebutuhan setiap perusahaan. Maka dalam penerapannya, setiap SOP yang
digunakan akan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya, meski mungkin ada kemiripan.
SOP biasanya dibuat oleh
pihak yang berwenang, seperti tim khusus yang mewakili setiap divisi
perusahaan, HRD manajer, manajer keuangan, manajer pemasaran, Quality
Management Representative (QMR), bahkan meminta bantuan jasa
konsultan SOP.
Pengertian SOP dan Cara Menyusunnya
Pengertian Standard Operating Procedure (SOP) dalam
perusahaan adalah segala hal yang menyangkut dokumen singkat yang
mudah dipahami dan digunakan yang menunjukkan poin-poin tindakan,
serta alur kerja suatu organisasi atau perusahaan.
Menurut
Wikipedia, SOP adalah prosedur operasi khusus yang menjelaskan
aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dengan peraturan
industri, undang-undang provinsi, atau bahkan hanya standar Anda
sendiri dalam menjalankan bisnis.
Dengan kata lain, SOP dapat
diartikan sebagai dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis
yang telah dibakukan dan ditetapkan untuk membantu kelancaran
operasional dan administrasi pekerjaan di dalam suatu
perusahaan.
Sebagian besar perusahaan terkemuka melakukan
standarisasi operasi untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan yang
efektif. Dalam penyusunannya, ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan, seperti kemudahan dan kejelasan, efektivitas dan
efisiensi, keseimbangan, dinamis, berorientasi pada pengguna,
mengikuti aturan dan hukum yang berlaku serta terukur dan
pasti.
Dalam membuat SOP, Anda harus mengikuti beberapa langkah
berikut ini:
- Membuat Susunan Kerja
Susunan kerja dibuat
oleh manajer dan karyawan untuk menentukan hal apa saja yang harus
didiskusikan dan dimasukkan dalam SOP.
- Merencanakan Alur Proses
Alur proses adalah penentuan format yang disetujui dan
menentukan bagaimana SOP ini akan dijalankan oleh seluruh pihak yang
terkait.
- Melakukan Wawancara
Wawancara dibutuhkan untuk
mengetahui pekerjaan apa saja yang dilakukan oleh karyawan yang
nantinya operasional pekerjaan tersebut akan diatur dalam SOP. Perlu
pula ditetapkan strategi lolos interview atau syarat seseorang lolos
pada tahap wawancara itu apa saja.
- Membahas dan Mensosialisasikan
Pihak yang terkait akan mendiskusikan standar
operasional prosedur yang akan ditetapkan, menuliskannya sesuai
dengan format yang berlaku, mendapatkan pengesahan dan
mensosialisasikan kepada seluruh karyawan agar dapat diterapkan
bersama-sama.
- Evaluasi
Setelah ditetapkan dan diterapkan,
SOP kemudian dievaluasi apakah sudah sesuai dengan apa yang
diharapkan atau justru perlu perbaikan dan revisi untuk kelancaran
operasional di perusahaan. Dalam menerapkan SOP, harus didasari
dengan konsistensi, komitmen, terdokumentasi dengan baik dan bersifat
mengikat.
Unsur-unsur Standar Operasional Prosedur (SOP)
Unsur-unsur dalam standar operasional Prosedur sangat
menentukan dalam efektifitas penyusunan dan penerapan SOP itu
sendiri. Ketika unsur-unsur SOP diabaikan dalam suatu organisasi,
maka pelaksanaan SOP itu sendiri tidak bermanfaat bagi organisasi.
Unsur-unsur SOP tidak hanya bermanfaat untuk menjadi rujukan
penyusunan, akan tetapi juga berguna sebagai senjata kontrol
pelaksanaan penyusunan SOP, yaitu untuk melihat apakah SOP yang
disusun telah lengkap atau tidak.
Adapun unsur-unsur SOP yang
bisa digunakan sebagai acuan dalam mengimplementasikan SOP antara
lain sebagai berikut:
1. Tujuan
Pada dasarnya penyusunan
SOP harus mempunyai tujuan. Tujuan penyusunan SOP harus dinyatakan
jelas agar bisa menjadi landasan setiap prosedur serta langkah
kegiatan yang ada di dalam SOP, termasuk keputusan-keputusan yang
diambil pada saat melaksanakan suatu prosedur dan kegiatan.
2.
Kebijakan
Pedoman SOP harus dilengkapi dengan pernyataan
kebijakan yang terkait, yang bertujuan mendukung pelaksanaan prosedur
secara efektif dan efisien. Kebijakan-kebijakan yang terkait dengan
prosedur operasional standar bersifat spesifik untuk masing-masing
prosedur.
3. Petunjuk operasional
Yang dimaksud petunjuk
operasional dari prosedur adalah bagaimana pengguna akan membaca
panduan prosedur operasional tersebut dengan cara benar. Bagian ini
sangat penting untuk mengarahkan pengguna dalam memahami berbagai
bentuk tampilan serta simbol-simbol yang digunakan didalam prosedur
yang bersangkutan.
Petunjuk operasional hanya disajikan pada
awal pedoman, dan tidak disajikan berulang-ulang pada setiap
prosedur. Petunjuk operasional harus dinyatakan secara lengkap,
konsisten, dan bahasa yang jelas. Sehingga petunjuk operasional
menjadi lebih bermanfaat.
4. Pihak yang terlibat
Hal
penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan suatu prosedur
adalah pihak atau fungsi yang terlibat di dalam prosedur yang
bersangkutan. Dalam pelaksanaan prosedur, lebih baik menggunakan
fungsi sebagai representasi dari pihak yang terlibat, daripada
menggunakan nama bagian atau unit, departemen atau juga nama jabatan
dan orang; yang rentan terhadap perubahan atau penggantian.
5.
Formulir
Yang dimaksud formulir adalah bentuk standar dan
dokumen-dokumen kosong atau lazim juga disebut blanko atau dokumen,
yang lazim digunakan dalam menjalankan prosedur tertentu sebagai
media yang menghubungkan tiap keputusan dan kegiatan yang dilakukan
oleh setiap pihak yang terlibat di dalam prosedur tersebut.
Didalam
SOP, formulir atau blanko atau dokumen, merupakan media validasi dan
kontrol prosedur. Karena keberadaan formulir atau blanko atau dokumen
di dalam suatu prosedur memiliki fungsi sebagai sumber terpenting
untuk kontrol dan pelaksanaan audit, tidak hanya berfungsi sebagai
media agar terlaksana relasi keputusan dan kegiatan antar pihak-
pihak yang terlibat dalam prosedur. Oleh karena itu, di dalam pedoman
SOP, dalam setiap prosedur, harus pula dijelaskan dengan tepat
bagaimana cara pengisian setiap formulir yang digunakan dalam
prosedur yang bersangkutan.
6. Masukan
Setelah formulir
sebagai media masukan disiapkan, maka kegiatan di dalam sistem dapat
dilakukan, dengan asumsi bahwa kualitas data sudah memenuhi
persyaratan sesuai yang dinyatakan dalam kebijakan ataupun syarat
prosedur.
7. Proses
Proses adalah tahapan lanjutan setelah
tahapan masukan dalam prosedur. Proses dapat terdiri dari satu atau
lebih subproses. Hal ini juga dapat terjadi pada prosedur suatu
organisasi. Proses (dan sub proses) adalah kegiatan yang bertujuan
mengubah masukan menjadi keluaran. Data dan informasi di dalam
masukan diubah menjadi informasi dan knowledge yang dibutuhkan oleh
organisasi untuk pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan
dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan, baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
8. Laporan
Laporan yang dimaksud
dalam SOP harus dibedakan dengan formulir, blanko, atau dokumen.
Laporan dalam suatu prosedur, biasanya sangat spesifik dan tidak akan
sama dengan laporan yang diproduksi di dalam prosedur lainnya.
9.
Validasi
Validasi adalah bagian yang penting dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan kegiatan di dalam organisasi. Tujuan dari
melakukan validasi adalah untuk memastikan bahwa semua keputusan yang
diambil dan kegiatan yang dilakukan telah sah (valid).
10.
Kontrol
Kontrol dapat dibagi dengan berbagai cara. Ada yang
menurut spesifikasinya, prosedur, kepatuhannya, dan sebagainya. Untuk
dapat menerapkan SOP dan prosedur- prosedur, maka kontrol yang
diterapkan harus mencakup semua bentuk kontrol tersebut.
Fungsi Standar Operasional Prosedur (SOP)
SOP menjelaskan secara detil
proses kerja yang berlangsung secara rutin yang harus di
terapkan atau diikuti dalam suatu perusahaan. Penulisan dokumen dalam
SOP perlu diterapkan untuk menghasilkan sistem kualitas dan teknis
yang konsisten dan sesuai dengan kebutuhan, dan untuk mendukung
kualitas data informasi pada perusahaan. Penerapan SOP akan membantu
perusahaan untuk mempertahankan kualitas control dan menjaga
proses-proses pada perusahaan untuk tetap stabil, dan memastikan
perusahaan tetap mematuhi peraturan pemerintah.
Jika dalam
perancangan pembuatan SOP terjadi kesalahan, maka hasil yang di dapat
menjadi tidak maksimal. Kesalahan yang terjadi dalam proses
operasional di suatu perusahaan akan menimbukan kerugian bagi
perusahaan tersebut. Oleh karena itu agar fungsi SOP dapat berjalan
dengan baik, SOP harus dibuat dengan sejelas mungkin agar tidak
terjadi kesalahaan presepsi dan informasi yang terdapat dalam SOP,
dan dalam penerapan SOP dibutuhkan adanya pengawasan dan evaluasi
dari pihak manajemen agar penerapan SOP dapat sesuai dengan standar
yang telah dibuat oleh perusahaan agar hasil yang dicapai menjadi
lebih maksimal.
Fungsi SOP:
- Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
- Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
- Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
- Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
- Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Tujuan pembuatan SOP ialah untuk menjelaskan perincian
atau standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang
berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu organisasi. SOP yang
baik ialah SOP yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik,
menjadi panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan
pengawasan serta mengakibatkan koordinasi yang baik antara
bagian-bagian yang berlainan dalam perusahaan.
Tujuan Standar
Operasional Prosedur “SOP” adalah sebagai berikut “Indah Puji,
2014:30”:
- Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.
- Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja dan supervisor.
- Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan “dengan demikian menghindari dan mengurangi konflik”, keraguan, duplikasi serta pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
- Merupakan parameter untuk menilai mutup pelayanan.
- Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan efektif.
- Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang terkait.
- Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan kesalahan administratif lainya, sehingga sifatnya melindungi rumah sakit dan petugas.
- Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
- Sebagai dokumen sejarah bila telah dibuat revisi SOP yang baru.
Manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP)
SOP atau
yang sering disebut sebagai prosedur tetap “protap” adalah
penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana
dan oleh sipa dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam
proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja
organisasi “instansi pemerintah” secara keseluruhan. SOP memiliki
manfaat bagi organisasi antara lain “Permenpan No.
PER/21/M-PAN/11/2008”:
- Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.
- SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
- Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab khusus dalam melaksanakan tugas.
- Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai, cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang telah dilakukan.
- Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru untuk cepat melakukan tugasnya.
- Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik.
- Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.
- Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.
- Membantu penelusuran terhadap keselahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan, menjamin proses pelayanan tetap berjalan dalam berbagai situasi.
Dasar Penyusunan Standard Operating Procedure
Menyususun Standard Operating Procedure tidak semudah
yang kita bayangkan. Menurut Atmoko (2011:1) dalam penyusunan
Standard Operating Procedure terdapat beberapa tahapan, yaitu :
1.
Analisis Sistem dan Prosedur Kerja
Analisis sistem dan prosedur
kerja adalah kegiatan mengidentifikasikan fungsi-fungsi utama dalam
suatu pekerjaan, dan langkah-langkah yang diperlukan dalam
melaksanakan fungsi sistem dan prosedur kerja. Sistem adalah kesatuan
unsur atau unit yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi
sedemikian rupa, sehingga muncul dalam bentuk keseluruhan, bekerja,
berfungsi atau bergerak secara harmonis yang ditopang oleh sejumlah
prosedur yang diperlukan, sedang prosedur merupakan urutan kerja atau
kegiatan yang terencana untuk menangani pekerjaan yang berulang
dengan cara seragam dan terpadu.
2. Analisis Tugas
Analisis
tugas merupakan proses manajemen yang merupakan penelaahan yang
mendalam dan teratur terhadap suatu pekerjaan, karena itu analisa
tugas diperlukan dalam setiap perencanaan dan perbaikan organisasi.
Analisa tugas diharapkan dapat memberikan keterangan mengenai
pekerjaan, sifat pekerjaan, syarat jabatan, dan tanggung jawab
pejabat.
3. Analisis Prosedur Kerja
Analisis prosedur kerja
adalah kegiatan untuk mengidentifikasi urutan langkah-langkah
pekerjaan yang berhubungan apa yang dilakukan, bagaimana hal tersebut
dilakukan, bilamana hal tersebut dilakukan, dimana hal tersebut
dilakukan, dan siapa yang melakukannya. Prosedur diperoleh dengan
merencanakan terlebih dahulu bermacam-macam langkah yang dianggap
perlu untuk melaksanakan pekerjaan.
Penyusunan standard
operating procedure tidak ada aturan yang membatasi, namun beberapa
hal harus diperhatikan. Menurut Fatimah (2015:64) beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam menyusun standard operating procedure, yakni
:
a) Standard operating procedure harus lengkap dan akurat,
serta berisi semua langkah penting yang harus dijalankan semua
pekerja.
b) Standard operating procedure yang ringkas akan lebih
memudahkan pelaksana, dengan demikian sebuah prosedur kerja yang
panjang dapat dibagi menjadi sua hingga tiga bagian (Standard
operating procedure tahap persiapan, Standard operating procedure
tahap pelaksanaan dan Standard operating procedure tahap
penyelesaian).
c) Dengan memposisikan diri sebagai pengguna,
pembuat Standard operating procedure tidak harus menjawab semu
pertnyaan yang mungkin akan muncul karena Standard operating
proceduretidak harus sedetail itu.
d) Perhatikan bahwa format
flowchart memiliki kelemahan yaitu hanya bisa digunakan untuk
Standard operating procedure yang sederhana. Pembuatan Standard
operating procedure dengan format flowchart untuk prosedur yang
bersifat rinci akan menyebabkan munculnya pola langkah yang panjang
dan berantakan, sehingga susah dimengerti.
Landasan Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Menurut Budiharjo
(2014:10) ada beberapa landasan yang diperlukan sebagai fondasi dalam
penyusunan SOP Dengan begitu SOP yang disusun akan sangat berguna
bagi perusahaan atau organisasi apapun yang berkomitmen untuk
menerapkannya. Beberapa landasan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Kriteria Dokumen SOP
Dokumen SOP perlu memiliki
beberapa kriteria yang pada dasarnya dimaksudkan agar dokumen SOP
yang dihasilkan benar-benar baik, dapat dipercaya, serta sejauh
mungkin berguna bagi perusahaan yang menerapkannya.
Beberapa
kriteria yang dimaksud adalah:
a. Penyusunan kalimat dengan
bahasa sederhana dan mudah dimengerti
b. Mudah untuk
diterapkan
c. Mudah dikendalikan
d. Mudah diaudit
e.
Mudah diubah disesuaikan perkembangan.
Dengan beberapa kriteria
diatas, hasil dokumen SOP yang disusun diyakini akan dapat
menghasilkan prosedur standar yang dapat dipercaya, terutama bagi
para pelaksana kerja di lapangan. Bagi atasan dari para pelaksana
dapat bermanfaat sebagai alat kendali yang juga dapat
dipercaya.Mengingat semua pekerjaan yang dilaksanakan sudah
dioperasikan dengan prosedur standar baku yang sudah ditetapkan
sehingga jauh lebih mudah dalam melakukan kontrol, kondisi seperti
ini tentu sangat berguna bagi para pimpinan ataupun para pemilik
perusahaan, terutama sebagai landasan dalam penyusunan rencana kerja
untuk periode berikutnya.
Referensi:
-
- https://www.qubisa.com/article/pengertian-standard-operating-procedure#showContent
-
- http://repository.uin-suska.ac.id/13822/7/7.%20BAB%20II__2018497ADN.pdf
-
- https://www.dosenpendidikan.co.id/standar-operasional-prosedur/
-
- http://repositori.ukdc.ac.id/44/3/Bab%20II%20Yanuar%20Christie%20AP.pdf
-
- https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16095/05.2%20bab%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y
Komentar
Posting Komentar